PRINSIP PEMBELAJARAN DAN ASESMEN KURIKULUM MERDEKA


PRINSIP PEMBELAJARAN

Perencanaan pembelajaran dimulai dengan penyusunan rencana pembelajaran dan asesmen. Pendidik perlu merancang asesmen yang dilaksanakan di awal, selama proses, dan di akhir pembelajaran. Asesmen awal sangat penting untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik sehingga perencanaan pembelajaran bisa disesuaikan dengan tingkat capaian mereka. Rencana pembelajaran mencakup tujuan pembelajaran, langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran, serta asesmen pembelajaran. Dokumen rencana ini harus fleksibel, jelas, dan sederhana. Tujuan pembelajaran disusun berdasarkan Capaian Pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik satuan pendidikan dan kebutuhan peserta didik.

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan metode yang bervariasi sesuai dengan tingkat pemahaman dan kompetensi peserta didik. Pendidik harus dapat menciptakan pengalaman belajar yang berkualitas, interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang bagi kreativitas, kemandirian, dan pengembangan diri peserta didik sesuai dengan bakat, minat, serta perkembangan fisik dan psikologis mereka. Selama proses ini, pendidik dapat melakukan asesmen formatif untuk mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai.

Setelah pembelajaran, asesmen dilakukan untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta didik. Asesmen ini terdiri dari asesmen formatif dan sumatif. Asesmen formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran serta menilai pencapaian tujuan pembelajaran. Ini melibatkan pengumpulan informasi tentang peserta didik yang mengalami kesulitan belajar serta perkembangan mereka, yang kemudian digunakan sebagai umpan balik. Hasil asesmen ini juga berguna bagi pendidik untuk merefleksikan dan meningkatkan efektivitas pembelajaran. Asesmen sumatif bertujuan untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta didik dalam rangka penentuan kenaikan kelas atau kelulusan, dengan membandingkan hasil belajar peserta didik terhadap kriteria pencapaian tujuan pembelajaran.

Ketiga tahapan ini berlangsung dalam siklus yang terus berulang, dengan refleksi dilakukan baik secara pribadi maupun bersama kolega, kepala sekolah, atau pengawas. Keseluruhan proses pembelajaran dan asesmen ini bertujuan untuk mendukung keberhasilan peserta didik di kelas, dengan prinsip-prinsip yang memandu pendidik dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang bermakna agar kompetensi yang dituju tercapai.

Prinsip pembelajaran interaktif bertujuan untuk menciptakan interaksi yang produktif antara pendidik, peserta didik, dan materi belajar. Pendidik berperan sebagai fasilitator, bukan satu-satunya sumber pengetahuan. Pembelajaran interaktif dapat dilakukan melalui dialog antara pendidik dan peserta didik, kolaborasi untuk menumbuhkan kerja sama, serta interaksi aktif dengan lingkungan belajar. Contoh pelaksanaan meliputi membuka forum diskusi, mengaitkan pembelajaran dengan masalah nyata di sekitar peserta didik, memfasilitasi kolaborasi, dan menggunakan permainan sebagai pemecah suasana untuk mendorong interaksi.

Prinsip pembelajaran inspiratif bertujuan untuk memberikan teladan dan menjadi sumber inspirasi positif bagi peserta didik. Pendidik dapat menciptakan suasana belajar yang memicu ide-ide baru, mendorong imajinasi, serta mengeksplorasi hal-hal baru. Ini bisa dilakukan dengan memberikan kasus sederhana dari lingkungan sekitar untuk didiskusikan secara kolaboratif, melakukan pembelajaran di luar kelas, atau menggunakan media pembelajaran sederhana dari lingkungan sekitar sebagai bahan diskusi.

Prinsip pembelajaran yang menyenangkan menekankan pada menciptakan suasana belajar yang positif dan aman. Pendidik dapat membuat suasana belajar yang gembira dan menarik, menggunakan berbagai metode pembelajaran yang mempertimbangkan kebutuhan dan aspirasi peserta didik, serta mengakomodasi keberagaman. Contohnya adalah dengan menggunakan data karakteristik peserta didik untuk merancang aktivitas pembelajaran, mengubah suasana ruangan, atau menggunakan permainan dalam kelas.

Prinsip pembelajaran yang menantang mendorong peserta didik untuk terus meningkatkan kompetensinya melalui tugas-tugas yang sesuai dengan tingkat kemampuan mereka. Pendidik dapat menyediakan materi dan kegiatan yang menantang untuk memperkaya pemahaman peserta didik, memberikan penugasan tambahan bagi mereka yang memiliki kompetensi lebih, dan memberikan perhatian penuh untuk memancing ide-ide mereka.

Prinsip pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk percaya pada potensinya membantu mereka mengembangkan kemampuan lebih lanjut. Pendidik dapat memberi tambahan waktu bagi peserta didik untuk menyelesaikan tugas sesuai kebutuhan mereka.

Prinsip motivasi mendorong peserta didik untuk berpartisipasi aktif dengan menciptakan suasana belajar yang memungkinkan mereka mengemukakan pendapat dan bereksperimen. Pendidik dapat melibatkan peserta didik dalam menyusun rencana belajar, menetapkan target, dan memonitor pencapaian hasil belajar. Kegiatan belajar disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik sehingga mereka merasakan manfaatnya, dan peserta didik diberi kesempatan untuk terlibat dalam refleksi dan penilaian antar kelompok.

Prinsip yang memberi ruang bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik mendorong mereka untuk mengembangkan dan mengkomunikasikan ide baru. Pendidik dapat menggunakan pembelajaran berbasis proyek yang mengaitkan permasalahan nyata di sekitar mereka, memberi waktu sesuai minat dan bakat, serta memberikan kebebasan bagi peserta didik untuk memilih bentuk hasil belajarnya. Contoh penugasan bisa berupa karya sesuai minat, seperti karikatur, artikel, video, atau postingan di media sosial.



RINSIP ASESMEN

Prinsip asesmen memastikan penilaian hasil belajar dilakukan secara adil, objektif, dan edukatif. Dalam penilaian yang adil, pendidik harus menilai peserta didik tanpa bias, dengan mempertimbangkan kebutuhan khusus mereka. Misalnya, dalam proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) untuk SD, tes calistung tidak dijadikan kriteria utama, karena semua anak berhak mendapatkan pendidikan dasar yang sesuai dengan karakteristik mereka.

Untuk penilaian objektif, pendidik perlu merancang asesmen berdasarkan tujuan pembelajaran dan menggunakan berbagai teknik, seperti tes tertulis, observasi, dan penilaian performa. Asesmen di awal pembelajaran juga penting untuk merancang kegiatan belajar yang sesuai dengan kesiapan peserta didik.

Penilaian yang edukatif menekankan penggunaan hasil asesmen sebagai umpan balik bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua untuk meningkatkan proses dan hasil belajar. Pendidik dapat melibatkan peserta didik dalam proses asesmen melalui penilaian diri, penilaian antar teman, dan refleksi. Selain itu, pendidik harus menyediakan umpan balik yang konstruktif dan mendorong pola pikir bertumbuh. Hasil asesmen juga digunakan untuk mendiskusikan area yang perlu diperbaiki dan merencanakan tindak lanjut pembelajaran.

0 komentar:

Posting Komentar