This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Tampilkan postingan dengan label kurikummerdeka. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kurikummerdeka. Tampilkan semua postingan

BACA DAN SHARE ARTIKEL, DAPAT SERTIFIKAT GRATIS!!



1. Prinsip Pembelajaran dan Asesmen pada Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka adalah terobosan yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada pendidik dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Prinsip pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka menekankan pada kemandirian, kolaborasi, dan kreativitas. Peserta didik didorong untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat, yang dapat mengembangkan potensi mereka secara optimal.

Asesmen dalam Kurikulum Merdeka bersifat formatif, artinya asesmen digunakan untuk memantau perkembangan belajar peserta didik secara terus-menerus. Guru harus mampu memberikan umpan balik yang konstruktif agar peserta didik dapat memperbaiki dan meningkatkan kemampuannya. Selain itu, asesmen juga harus bersifat autentik, mencerminkan kemampuan nyata yang dimiliki oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

2. Inovasi Pembelajaran

Inovasi pembelajaran merupakan kunci untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Guru diharapkan untuk terus berinovasi dalam metode pengajaran, memanfaatkan teknologi, dan menerapkan pendekatan-pendekatan baru yang relevan dengan perkembangan zaman. Salah satu bentuk inovasi pembelajaran adalah penggunaan teknologi digital, seperti pembelajaran berbasis video, simulasi, dan game edukasi, yang dapat membuat proses belajar menjadi lebih menarik dan efektif.

Selain itu, inovasi juga bisa dilakukan dengan mengembangkan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) yang memungkinkan peserta didik belajar melalui pengalaman langsung. Dalam pembelajaran ini, peserta didik diberikan tantangan untuk menyelesaikan proyek tertentu, yang membutuhkan kolaborasi, pemecahan masalah, dan kreativitas.

3. Rencana Kegiatan P5 di Sekolah

Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) adalah bagian dari Kurikulum Merdeka yang bertujuan untuk mengembangkan karakter dan kompetensi siswa sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Untuk menyusun rencana kegiatan P5, sekolah perlu melakukan identifikasi kebutuhan dan potensi yang dimiliki siswa. Rencana kegiatan P5 dapat mencakup berbagai aktivitas, seperti kegiatan sosial, proyek lingkungan, atau kegiatan seni budaya.

Contoh rencana kegiatan P5 bisa berupa proyek kebersihan lingkungan, di mana siswa diajak untuk berpartisipasi dalam menjaga kebersihan sekolah dan lingkungan sekitarnya. Kegiatan ini tidak hanya menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan, tetapi juga melatih siswa untuk bekerja sama, bertanggung jawab, dan menghargai kebersamaan.

4. Membuat Modul Ajar Berbasis AI

Penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam pendidikan semakin berkembang dan dapat dimanfaatkan untuk membuat modul ajar yang lebih efektif dan personal. Modul ajar berbasis AI dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar masing-masing siswa, memungkinkan guru untuk memberikan materi yang tepat sasaran.

Untuk membuat modul ajar berbasis AI, guru dapat memanfaatkan platform-platform pembelajaran digital yang memiliki fitur AI, seperti analisis data belajar siswa untuk menentukan tingkat kesulitan materi yang sesuai, atau memberikan rekomendasi materi tambahan berdasarkan performa belajar siswa. Dengan demikian, proses belajar menjadi lebih adaptif dan terfokus pada kebutuhan individu.

5. Membuat KKTP Kurikulum Merdeka dengan Cepat dan Mudah

Komponen Kriteria Ketuntasan Peserta Didik (KKTP) dalam Kurikulum Merdeka perlu disusun dengan cermat untuk memastikan bahwa setiap siswa mencapai kompetensi yang diharapkan. Membuat KKTP dapat dilakukan dengan cepat dan mudah dengan menggunakan alat bantu seperti template atau software yang dirancang khusus.

Guru dapat menggunakan aplikasi seperti Microsoft Excel atau Google Sheets yang telah dilengkapi dengan rumus dan format khusus untuk mengelola data hasil belajar siswa. Selain itu, tersedia juga aplikasi pendidikan yang dirancang untuk memudahkan guru dalam menyusun KKTP secara otomatis, sehingga guru dapat fokus pada pembelajaran dan pengembangan siswa.

6. Identifikasi Refleksi dan Benahi Rapor Pendidikan

Refleksi adalah bagian penting dalam proses pembelajaran dan penilaian. Dengan melakukan refleksi, guru dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam proses pembelajaran dan penilaian yang telah dilakukan. Langkah pertama dalam refleksi adalah mengumpulkan data dan informasi yang relevan, seperti hasil asesmen, umpan balik dari siswa, dan observasi kelas.

Setelah melakukan identifikasi, guru perlu membenahi rapor pendidikan dengan memperbaiki area yang masih kurang. Hal ini dapat dilakukan dengan menyusun rencana perbaikan yang spesifik, seperti peningkatan metode pengajaran, revisi materi ajar, atau pengembangan strategi penilaian yang lebih efektif.

7. Penyusunan Instrumen Asesmen Pembelajaran Berbasis Google Formulir

Google Formulir adalah alat yang sangat berguna untuk menyusun instrumen asesmen pembelajaran. Guru dapat membuat kuis, survei, atau penilaian dengan mudah dan cepat. Untuk membuat instrumen asesmen berbasis Google Formulir, pertama-tama tentukan tujuan penilaian dan jenis soal yang ingin digunakan, apakah pilihan ganda, isian singkat, atau esai.

Setelah menentukan jenis soal, langkah berikutnya adalah menyusun pertanyaan yang relevan dengan kompetensi yang ingin diukur. Pastikan setiap soal telah diatur dengan pengaturan nilai otomatis, sehingga penilaian dapat dilakukan secara efisien. Google Formulir juga memungkinkan pengumpulan data secara real-time, yang memudahkan guru dalam melakukan analisis hasil asesmen.


Sertifikat Gratis Untuk mendapatkan sertifikat setelah membaca artikel ini, silakan unduh melalui tautan berikut: Unduh Sertifikat. Jangan Lupa Tindakan jejak dengan cara memberikan komentar pada blog ini, terimakasih.


Artikel ini dirancang untuk memberikan panduan praktis kepada para guru dan pendidik yang ingin meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah mereka. Melalui inovasi, refleksi, dan penggunaan teknologi, diharapkan pendidikan di Indonesia dapat terus berkembang menuju arah yang lebih baik.





Transformasi Digital Majalah Pelita PGRI Tanggamus

 


Tanggamus, 27 Agustus 2024 – Di tengah perkembangan teknologi yang semakin pesat, Majalah PGRI "Pelita" terus berupaya untuk mempertahankan eksistensinya dalam dunia jurnalistik di Kabupaten Tanggamus. Majalah yang telah menjadi bagian penting dari PGRI ini, kini menghadapi tantangan baru di era digital. Salah satu strategi utama yang diambil oleh tim redaksi adalah memanfaatkan platform media sosial dan blog untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan keterlibatan pembaca.

Transformasi Digital Sebagai Kunci Keberlangsungan

Seiring dengan perubahan perilaku konsumsi media, di mana informasi lebih sering diakses melalui perangkat digital, "Pelita" melihat pentingnya untuk beradaptasi. Tidak hanya mengandalkan edisi cetak, majalah ini kini hadir dalam format digital yang dapat diakses melalui website resmi PGRI Tanggamus dan platform blog. Dengan adanya versi digital, pembaca dapat mengakses konten majalah dengan lebih mudah dan praktis kapan saja dan di mana saja.

Ketua PGRI Tanggamus, dalam keterangannya, menyatakan, "Kami sadar bahwa untuk tetap relevan di era digital, kami harus berinovasi. Menggunakan media sosial dan blog adalah salah satu langkah kami untuk menjangkau audiens yang lebih luas, termasuk generasi muda yang lebih sering menggunakan teknologi digital."

Pemanfaatan Media Sosial dan Blog

Salah satu langkah konkret yang diambil adalah dengan memanfaatkan platform media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter. Platform-platform ini digunakan untuk mempromosikan artikel, berita, dan konten lainnya dari "Pelita". Dengan strategi ini, majalah diharapkan dapat menarik perhatian lebih banyak pembaca, terutama mereka yang aktif di media sosial.

Selain itu, blog PGRI Tanggamus juga menjadi wadah bagi para guru dan anggota PGRI untuk berbagi pengalaman, pandangan, dan pengetahuan mereka. Konten yang disajikan tidak hanya berasal dari tim redaksi, tetapi juga dari kontributor di lapangan, sehingga informasi yang disampaikan lebih beragam dan relevan dengan kebutuhan pembaca.

Menghadapi Tantangan di Era Digital

Meskipun telah melakukan berbagai upaya, tantangan di era digital tetap ada. Salah satunya adalah bagaimana menjaga kualitas konten di tengah derasnya informasi yang beredar di internet. Untuk itu, tim redaksi "Pelita" terus berkomitmen untuk menyajikan konten yang tidak hanya menarik tetapi juga edukatif dan informatif.

Selain itu, tantangan lain adalah monetisasi dari konten digital. Majalah "Pelita" sedang mengembangkan strategi agar bisa tetap berkelanjutan secara finansial, baik melalui iklan digital, kerjasama dengan pihak ketiga, maupun langganan premium untuk konten eksklusif.

Harapan ke Depan

Dengan berbagai langkah strategis yang telah diambil, Majalah "Pelita" optimis bisa terus eksis dan berkembang di era digital ini. Melalui adaptasi dan inovasi yang berkelanjutan, "Pelita" berharap bisa terus menjadi sumber informasi dan inspirasi bagi para guru dan masyarakat di Kabupaten Tanggamus serta di seluruh Indonesia.

Ketua PGRI Tanggamus menutup dengan harapan, "Semoga 'Pelita' bisa terus menyala, tidak hanya sebagai majalah tetapi sebagai simbol dari semangat dan perjuangan para guru di era digital ini." 

(Timred Pelita PGRI Tanggamus)

PRINSIP PEMBELAJARAN DAN ASESMEN KURIKULUM MERDEKA


PRINSIP PEMBELAJARAN

Perencanaan pembelajaran dimulai dengan penyusunan rencana pembelajaran dan asesmen. Pendidik perlu merancang asesmen yang dilaksanakan di awal, selama proses, dan di akhir pembelajaran. Asesmen awal sangat penting untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik sehingga perencanaan pembelajaran bisa disesuaikan dengan tingkat capaian mereka. Rencana pembelajaran mencakup tujuan pembelajaran, langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran, serta asesmen pembelajaran. Dokumen rencana ini harus fleksibel, jelas, dan sederhana. Tujuan pembelajaran disusun berdasarkan Capaian Pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik satuan pendidikan dan kebutuhan peserta didik.

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan metode yang bervariasi sesuai dengan tingkat pemahaman dan kompetensi peserta didik. Pendidik harus dapat menciptakan pengalaman belajar yang berkualitas, interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang bagi kreativitas, kemandirian, dan pengembangan diri peserta didik sesuai dengan bakat, minat, serta perkembangan fisik dan psikologis mereka. Selama proses ini, pendidik dapat melakukan asesmen formatif untuk mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai.

Setelah pembelajaran, asesmen dilakukan untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta didik. Asesmen ini terdiri dari asesmen formatif dan sumatif. Asesmen formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran serta menilai pencapaian tujuan pembelajaran. Ini melibatkan pengumpulan informasi tentang peserta didik yang mengalami kesulitan belajar serta perkembangan mereka, yang kemudian digunakan sebagai umpan balik. Hasil asesmen ini juga berguna bagi pendidik untuk merefleksikan dan meningkatkan efektivitas pembelajaran. Asesmen sumatif bertujuan untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta didik dalam rangka penentuan kenaikan kelas atau kelulusan, dengan membandingkan hasil belajar peserta didik terhadap kriteria pencapaian tujuan pembelajaran.

Ketiga tahapan ini berlangsung dalam siklus yang terus berulang, dengan refleksi dilakukan baik secara pribadi maupun bersama kolega, kepala sekolah, atau pengawas. Keseluruhan proses pembelajaran dan asesmen ini bertujuan untuk mendukung keberhasilan peserta didik di kelas, dengan prinsip-prinsip yang memandu pendidik dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang bermakna agar kompetensi yang dituju tercapai.

Prinsip pembelajaran interaktif bertujuan untuk menciptakan interaksi yang produktif antara pendidik, peserta didik, dan materi belajar. Pendidik berperan sebagai fasilitator, bukan satu-satunya sumber pengetahuan. Pembelajaran interaktif dapat dilakukan melalui dialog antara pendidik dan peserta didik, kolaborasi untuk menumbuhkan kerja sama, serta interaksi aktif dengan lingkungan belajar. Contoh pelaksanaan meliputi membuka forum diskusi, mengaitkan pembelajaran dengan masalah nyata di sekitar peserta didik, memfasilitasi kolaborasi, dan menggunakan permainan sebagai pemecah suasana untuk mendorong interaksi.

Prinsip pembelajaran inspiratif bertujuan untuk memberikan teladan dan menjadi sumber inspirasi positif bagi peserta didik. Pendidik dapat menciptakan suasana belajar yang memicu ide-ide baru, mendorong imajinasi, serta mengeksplorasi hal-hal baru. Ini bisa dilakukan dengan memberikan kasus sederhana dari lingkungan sekitar untuk didiskusikan secara kolaboratif, melakukan pembelajaran di luar kelas, atau menggunakan media pembelajaran sederhana dari lingkungan sekitar sebagai bahan diskusi.

Prinsip pembelajaran yang menyenangkan menekankan pada menciptakan suasana belajar yang positif dan aman. Pendidik dapat membuat suasana belajar yang gembira dan menarik, menggunakan berbagai metode pembelajaran yang mempertimbangkan kebutuhan dan aspirasi peserta didik, serta mengakomodasi keberagaman. Contohnya adalah dengan menggunakan data karakteristik peserta didik untuk merancang aktivitas pembelajaran, mengubah suasana ruangan, atau menggunakan permainan dalam kelas.

Prinsip pembelajaran yang menantang mendorong peserta didik untuk terus meningkatkan kompetensinya melalui tugas-tugas yang sesuai dengan tingkat kemampuan mereka. Pendidik dapat menyediakan materi dan kegiatan yang menantang untuk memperkaya pemahaman peserta didik, memberikan penugasan tambahan bagi mereka yang memiliki kompetensi lebih, dan memberikan perhatian penuh untuk memancing ide-ide mereka.

Prinsip pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk percaya pada potensinya membantu mereka mengembangkan kemampuan lebih lanjut. Pendidik dapat memberi tambahan waktu bagi peserta didik untuk menyelesaikan tugas sesuai kebutuhan mereka.

Prinsip motivasi mendorong peserta didik untuk berpartisipasi aktif dengan menciptakan suasana belajar yang memungkinkan mereka mengemukakan pendapat dan bereksperimen. Pendidik dapat melibatkan peserta didik dalam menyusun rencana belajar, menetapkan target, dan memonitor pencapaian hasil belajar. Kegiatan belajar disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik sehingga mereka merasakan manfaatnya, dan peserta didik diberi kesempatan untuk terlibat dalam refleksi dan penilaian antar kelompok.

Prinsip yang memberi ruang bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik mendorong mereka untuk mengembangkan dan mengkomunikasikan ide baru. Pendidik dapat menggunakan pembelajaran berbasis proyek yang mengaitkan permasalahan nyata di sekitar mereka, memberi waktu sesuai minat dan bakat, serta memberikan kebebasan bagi peserta didik untuk memilih bentuk hasil belajarnya. Contoh penugasan bisa berupa karya sesuai minat, seperti karikatur, artikel, video, atau postingan di media sosial.



RINSIP ASESMEN

Prinsip asesmen memastikan penilaian hasil belajar dilakukan secara adil, objektif, dan edukatif. Dalam penilaian yang adil, pendidik harus menilai peserta didik tanpa bias, dengan mempertimbangkan kebutuhan khusus mereka. Misalnya, dalam proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) untuk SD, tes calistung tidak dijadikan kriteria utama, karena semua anak berhak mendapatkan pendidikan dasar yang sesuai dengan karakteristik mereka.

Untuk penilaian objektif, pendidik perlu merancang asesmen berdasarkan tujuan pembelajaran dan menggunakan berbagai teknik, seperti tes tertulis, observasi, dan penilaian performa. Asesmen di awal pembelajaran juga penting untuk merancang kegiatan belajar yang sesuai dengan kesiapan peserta didik.

Penilaian yang edukatif menekankan penggunaan hasil asesmen sebagai umpan balik bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua untuk meningkatkan proses dan hasil belajar. Pendidik dapat melibatkan peserta didik dalam proses asesmen melalui penilaian diri, penilaian antar teman, dan refleksi. Selain itu, pendidik harus menyediakan umpan balik yang konstruktif dan mendorong pola pikir bertumbuh. Hasil asesmen juga digunakan untuk mendiskusikan area yang perlu diperbaiki dan merencanakan tindak lanjut pembelajaran.